STUDI KASUS KONFIGURASI ROUTING

LAPORAN
STUDI KASUS
KONFIGURASI ROUTING

MATA PELAJARAN 
ADMINISTRASI INFRASTRUTUR JARINGAN




NAMA : SYAFI'UL ANAM
KELAS : XI TKJ 1

SMK N 7 KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur patut saya panjatkan kehadapan Allah swt yg telah memberi karunia kepada saya sehingga makalah studi kasus ini dapat saya selesaikan dengan baik makalah ini disusun dengan merujuk kepada Konfiurasi Routing.
Laporan ini disusun atau dibuat atas referensi dari berbagai situs internet. Kepada para pembaca kiranya berkenan menyampaikan kritikan dan saran kepada saya sehingga karya yg sederhana ini dapat lebih baik dikemudian hari dan dapat memberikan manfaat.

Hormat saya,
Syafi'ul Anam

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
Bab 2 Dasar Teori
A. Definisi Routing
B. Peralatan
C. Langkah Kerja    1. Konfigurasi Routing Sederhana di Jaringan Kecil    2. Konfigurasi Routing di Jaringan Komputer dengan Router Ubuntu
D.Tugas Pendahuluan
E. Analisis Data


Bab 3 Kesimpulan 

Daftar pustaka


BAB 1 
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
    Dengan semakin majunya teknologi di dunia setiap waktu, saya mendapat tugas dari dosen saya untuk membuat makalah tentang Studi Kasus dalam Jaringan Komputer. Tugas ini dibuat semata-mata karena saya ingin mengetahui lebih dalam tentang jaringan khususnya Konfigurasi Routing.

B.Tujuan
     Adapun tujuan saya membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan guru saya. Saya ingin mengetahui lebih jauh tentang apa itu Konfigurasi Routing.


BAB 2
DASAR TEORI
A.Definisi Routing
   Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu kejaringan lainnya. Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain di sebuah network yang berbeda. Jika network anda tidak memiliki router, maka jelas anda tidak melakukan routing.
Router menyimpan routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote. Jenis-jenis routing :
  • Static Routing
  • Minimal Routing
  • Dynamic Routing
1.Static Routing
Dibangun pada jaringan yang memiliki banyak gateway. Jenis ini hanya memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Routing statis terjadi jika admin secara manual menambahkan route-route di routing table darisetiap router. Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian :
  • Jaringan yang mengkonfigurasi router.
  • Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam table routing.
  • Router statis digunakan untuk melewatkan paket data.
Static Routing memiliki keuntungan sebagai berikut:
  • Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan dynamic routing).
  • Tidak ada bandwidth yang digunakan diantara router.
  • Static routing menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing kejaringan tertentu saja.
Static routing memiliki kerugian sebagai berikut:
  • Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
  • Jika sebuah network ditambah ke internetwork, administasi harus menambah sebuah route kesemua route secara manual.
Static routing tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaaan full time sendiri.
2.Minimal Routing
Informasi minimum yang harus ada bagi host yang tersambung kesuatu network. Minimal routing terbentuk pada saat konfigurasi interface. Proses routing sederhana dan biasanya hanya pemakaian local saja.
3.Dynamic Routing
Biasanya digunakan pada jaringan yang memiliki lebih dari satu rute. Routing dinamis adalah ketika routing protocol digunakan untuk menemukan network dan memerlukan update routing table pada router. Dan ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, tapi ia akan membedakan anda dalam hal proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan. Pada routing dinamis:
  • Router berbagi informasi routing secara otomatis
  • Jumlah geteway sangat banyak
  • Routing table dibuat secara dinamis
  • Membutuhkan protocol routing seperti RIP atau OSPF

B. PERALATAN

   1.Konfigurasi Routing Sederhana di Jaringan Kecil
     Alat yang dibutuhkan :
     1. 2 buah router
     2. 1 buah switch
     3. 1 buah modem sebagai gateway
   2. Konfigurasi Routing di Jaringan Komputer dengan Router Ubuntu
      Alat yang dibutuhkan :
     1.3 buah router Ubuntu
      2.8 buah network yang terlibat



C.LANGKAH KERJA


1.Konfigurasi Routing Sederhana di Jaringan Kecil
Melakukan konfigurasi routing sederhana. Saya asumsikan router yang anda gunakan adalah router yang menggunakan Ubuntu Linux. Studi kasus ini terdiri dari 2 buah router, sebuah switch dan sebuah modem sebagai gateway.
Berikut di bawah gambaran ilustrasi jaringan komputer yang akan kita jadikan studi kasus.
Saya asumsikan anda telah mengaktifkan fungsi router di Ubuntu yang anda pakai sebagai router. Pertama anda buka terminal pada router A, kemudian anda ketik perintah di bawah:
sudo ifconfig eth0 192.168.0.254 netmask 255.255.255.0
 Perintah tersebut digunakan untuk melakukan setting kartu jaringan yang terhubung ke network 10.0.0.0/29. Perintah ifconfig tersebut sifatnya temporer, jika anda ingin membuatnya permanen, silakan tulis di file /etc/network/interface . Lakukan juga perintah dibawah untuk router B:
 sudo ifconfig eth0 192.168.1.254 netmask 255.255.255.0
 Perintah tersebut digunakan untuk melakukan setting alamat IP di kartu jaringan yang terhubung ke network 192.168.1.0/24, lalu jalankan juga perintah di bawah:
 sudo ifconfig eth1 10.0.0.2 netmask 255.255.255.248
Perintah tersebut digunakan untuk melakukan setting kartu jaringan yang terhubung ke network 10.0.0.0/29. Untuk modem, saya asumsikan anda bisa melakukan konfigurasi via user interface dengan alamat IP 10.0.0.6 dengan netmask 255.255.255.248. Setelah itu, mari kita mulai melakukan routing di router A, silakan anda jalankan perintah di bawah:
sudo ip route add default via 10.0.0.6 netmask 255.255.255.248
lalu jalankan juga perintah:
sudo ip route add 192.168.1.0/24 via 10.0.0.2
Agar router A dapat mencapai network 192.168.1.0/24 melalui router B yang beralamat IP 10.0.0.2 dan tidak di lewatkan ke modem atau default gateway. Selain itu lakukan juga hal yang sama pada router B dengan perintah:
sudo ip route add default via 10.0.0.6 netmask 255.255.255.248
lalu jalankan juga perintah:
sudo ip route add 192.168.0.0/24 via 10.0.0.1
Agar router B dapat mencapai jaringan (192.168.0.0/24 dan 192.168.1.0/24) di bawah router A, selain itu agar komunikasi dari jaringan yang berada di bawah router A dan router B dapat terhubung.
Jika perintah routing ke default gateway bisa disimpan permanen di file /etc/network/interface bersama dengan alamat IP, tidak begitu dengan perintah routing yang lain. Sebenernya ada berbagai cara membuat tabel routing yang telah kita buat itu menjadi permanen, akan tetapi bagi saya, saya lebih suka menyimpannya di file /etc/rc.local karena kita bisa membuat komentar, sehingga terlihat seperti di bawah:
 Agar router A dapat mencapai network 192.168.1.0/24 melalui router B yang beralamat IP 10.0.0.2 dan tidak di lewatkan ke modem atau default gateway. Selain itu lakukan juga hal yang sama pada router B dengan perintah:
sudo ip route add default via 10.0.0.6 netmask 255.255.255.248
lalu jalankan juga perintah:
sudo ip route add 192.168.0.0/24 via 10.0.0.1
Agar router B dapat mencapai jaringan (192.168.0.0/24 dan 192.168.1.0/24) di bawah router A, selain itu agar komunikasi dari jaringan yang berada di bawah router A dan router B dapat terhubung.
Jika perintah routing ke default gateway bisa disimpan permanen di file /etc/network/interface bersama dengan alamat IP, tidak begitu dengan perintah routing yang lain. Sebenernya ada berbagai cara membuat tabel routing yang telah kita buat itu menjadi permanen, akan tetapi bagi saya, saya lebih suka menyimpannya di file /etc/rc.local karena kita bisa membuat komentar, sehingga terlihat seperti di bawah:
 #ini hanya komentar di router A
perintah di bawah untuk mencapai jaringan 192.168.1.0/24 melewati router B
/sbin/ip route ip route add 192.168.1.0/24 via 10.0.0.2
#ini hanya komentar di router B
perintah di bawah untuk mencapai jaringan 192.168.0.0/24 melewati router A
/sbin/ip route ip route add 192.168.0.0/24 via 10.0.0.1
2. Konfigurasi Routing di Jaringan Komputer dengan Router Ubuntu
Saya akan memakai sedikitnya 3 buah router Ubuntu dan 8 buah network yang terlibat, berbeda dari studi kasus sebelumnya yang hanya melibatkan 2 buah router, sebuah switch dan sebuah modem karena konfigurasinya lebih sederhana atau simpel.
Berikut ilustrasi jaringan yang akan dibahas disini:
Disitu, terlihat bahwa terdapat router Arouter B dan router C yang ketiganya menggunakan sistem operasi Ubuntu Server. Saya asumsikan anda telah mengaktifkan fungsi router di Ubuntu anda. Mari kita menuju router A untuk melakukan konfigurasi routing:
  1. Silakan buka terminal lalu jalankan perintah di bawah untuk menambahkan routing ke network yang tidak terdapat di jaringan kita untuk diteruskan ke default gateway (modem):
sudo ip route add default via 10.0.0.6
  1. Dari gambar terlihat bahwa di bawah router B terdapat jaringan dengan alamat network 192.168.200.0/29, maka anda harus menjalankan perintah:
sudo ip route add 192.168.200.0/29 via 10.0.0.2
  1. Dari gambar terlihat bahwa router C membawahi 2 buah jaringan yaitu jaringan dengan alamat network 172.20.0.0/25 dan jaringan 172.20.0.128/25, maka anda harus menjalankan perintah:
sudo ip route add 172.20.0.0/25 via 10.0.0.3
sudo ip route add 172.20.0.128/25 via 10.0.0.3
  1. Selain dari cara di atas, jaringan di bawah router C dapat disingkat menjadi supernet (gabungan 2 sub net) menjadi 172.20.0.0/24, sehingga dapat juga anda menuliskan perintahnya menjadi:
sudo ip route add 172.20.0.0/24 via 10.0.0.3
 Untuk konfigurasi routing di router B
  1. Anda bisa buka terminal kemudian jalankan perintah di bawah untuk menambah routing default gateway seperti pada router A:
sudo ip route add default via 10.0.0.6
  1. 2Dari gambar terlihat bahwa router C membawahi 2 buah jaringan yaitu jaringan dengan alamat network 172.20.0.0/25 dan jaringan 172.20.0.128/25, maka anda harus menjalankan perintah:
sudo ip route add 172.20.0.0/25 via 10.0.0.3
sudo ip route add 172.20.0.128/25 via 10.0.0.3
  1. Selain dari cara di atas, jaringan di bawah router C dapat disingkat menjadi supernet (gabungan 2 sub net) menjadi 172.20.0.0/24, sehingga dapat juga anda menuliskan perintahnya menjadi:
sudo ip route add 172.20.0.0/24 via 10.0.0.3
  1. Di gambar terlihat bahwa router A membawahi 4 jaringan, yaitu jaringan 192.168.0.0/24, 192.168.1.0/24, 192.168.2.0/24 dan 192.168.3.0/24, maka di router B di jalankan perintah:
                  sudo ip route add 192.168.0.0/24 via 10.0.0.1
                  sudo ip route add 192.168.1.0/24 via 10.0.0.1
                  sudo ip route add 192.168.2.0/24 via 10.0.0.1
                  sudo ip route add 192.168.3.0/24 via 10.0.0.1
  1. Atau anda bisa menjadikan ke empat jaringan di router A tersebut menjadi sebuah supernet besar (gabungan 4 network) sehingga anda cukup menjalankan perintah di bawah di router A:
                  sudo ip route add 192.168.0.0/22 via 10.0.0.1
Untuk konfigurasi routing di router C,
  1. Jalankan perintah di bawah untuk menambah routing default gateway seperti pada router C:
sudo ip route add default via 10.0.0.6
  1. Dari gambar terlihat bahwa di bawah router B terdapat jaringan dengan alamat network 192.168.200.0/29, maka anda harus menjalankan perintah:
sudo ip route add 192.168.200.0/29 via 10.0.0.2
  1. Di gambar terlihat bahwa router A membawahi 4 jaringan, yaitu jaringan 192.168.0.0/24, 192.168.1.0/24, 192.168.2.0/24 dan 192.168.3.0/24, maka di router B di jalankan perintah:
sudo ip route add 192.168.0.0/24 via 10.0.0.1
sudo ip route add 192.168.1.0/24 via 10.0.0.1
sudo ip route add 192.168.2.0/24 via 10.0.0.1
sudo ip route add 192.168.3.0/24 via 10.0.0.1 
4.Atau anda bisa menjadikan ke empat jaringan di router A tersebut menjadi sebuah supernet besar sehingga anda cukup menjalankan perintah di bawah di router C:
sudo ip route add 192.168.0.0/22 via 10.0.0.1
Itulah konfigurasi routing di seluruh router (A,B,C), jangan lupa, simpan perintah routing tersebut di file /etc/rc.local pada tiap-tiap router Ubuntu anda, agar konfigurasi tersebut menjadi permanen dan router Ubuntu anda akan menjalankannya tiap kali restart.

D.TUGAS PENDAHULUAN

1.Apa yang dimaksud Routing!

  Jawab:

 Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu kejaringan lainnya. Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain di sebuah network yang berbeda. Jika network anda tidak memiliki router, maka jelas anda tidak melakukan routing.

2.Sebutkan kelebihan router statis!
Jawab:
1.Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan dynamic routing).
2.Tidak ada bandwidth yang digunakan diantara router.
3.Static routing menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing kejaringan tertentu saja.

3.Sebutkan cara kerja routing statis !

 Jawab:

1.Jaringan yang mengkonfigurasi router.
2.Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam table routing.
3.Router statis digunakan untuk melewatkan paket data.


E.ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan mengunakan formula-formula yang terdapat dalam kajian pustaka dan berdasarkanreferensi yang mendukung. Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi , kemudian dianalisis berdasarkan fase-fase yang telah ditentukan. Hasil perhitungan yang telah diperoleh kemudian dituangkan dalam pembahasan penelitian. Perhitungan data-data yang diperoleh akan dibandingkan dengan setingan secara praktis di lapangan.
BAB 3
KESIMPULAN

Untuk konfigurasi routing sederhana membutuhkan router yang menggunakan Ubuntu Linux. Terdiri dari 2 buah router, sebuah switch dan sebuah modem sebagai gateway. Agar router A dapat mencapai network 192.168.1.0/24 melalui router B yang beralamat IP 10.0.0.2 dan tidak di lewatkan ke modem atau default gateway.Agar router B dapat mencapai jaringan (192.168.0.0/24 dan 192.168.1.0/24) di bawah router A, selain itu agar komunikasi dari jaringan yang berada di bawah router A dan router B dapat terhubung. Jika perintah routing ke default gateway bisa disimpan permanen di file /etc/network/interface bersama dengan alamat IP.
Untuk konfigurasi routing dengan router ubuntu akan memakai sedikitnya 3 buah router Ubuntu dan 8 buah network. Simpan perintah routing anda di file /etc/rc.local pada tiap-tiap router Ubuntu anda, agar konfigurasi tersebut menjadi permanen dan router Ubuntu anda akan menjalankannya tiap kali restart.




Komentar

Postingan Populer